Kalau menengok ke hari-hari di
tahun 2011 lalu, mungkin salah satu hari beruntung saya adalah tanggal 10 Juli.
Bukannya menghitung-hitung, tapi hari itu cukup penting karena saya resmi ikut
serta menjadi anggota GARUDA Youth Community, sebuah komunitas lingkungan hidup.
Suatu kebiasaan saya adalah mengingat di luar kepala hari-hari berkesan. Siapa
sangka hari itu menjadi awal dari sejarah tak terduga dalam hidup saya?
Singkat kisahnya saat itu, saya
diundang mengikuti talkshow yang
diadakan GYC di bilangan Jakarta Selatan, terjangkau dengan naik bajaj sebentar
dari Blok M Plaza. Ternyata, ada ajakan untuk menjadi anggota GYC. Yasudah,
saya mau saja dan memilih divisi Marketing Communications.
Kebetulan saya juga punya sedikit
cita-cita untuk melestarikan lingkungan. Barangkali GYC bisa membantu saya
berkontribusi untuk lingkungan, sampai situ saja pikir saya. Sebenarnya, saya
saat itu belum mudeng bedanya anggota dengan pengurus. Setelah saya tahu,
anggota itu ya pengurus juga. Butuh komitmen lebih untuk menjadi seorang
pengurus. Yasudahlah, dengan senang saya bergabung dengan komunitas keren itu
sambil sedikit kuatir keteteran karena kesibukan yang sudah ada cukup padat. Saya
mencoba jalani dulu.
Itu sedikit kisah lalu perkenalan
saya dengan GYC yang merupakan organisasi buatan David Sihombing, yang ternyata
adalah mahasiswa Departemen Teknik Sipil UI 2007. Saya juga mahasiswa
departemen yang sama, hanya saja program studi saya Teknik Lingkungan dan angkatan
saya 2010. Beberapa hari belakanganGYC menyumbangkan kisah luar biasa pada saya
dan keluarga GYC. Bisa dibilang, one of
super stories of my life. Lucu, bangga dan bersyukur sangat bila diingat,
karena hari ini GYC telah memberikan hal besar untuk hidup saya.
Apa hal besar itu? GYC telah
memberikan kesempatan besar kepada saya untuk bisa menjadi orang yang
(akhirnya) lebih berguna. Beberapa waktu lalu adalah bagian istimewa dari
kesempatan tersebut: GYC memercayakan saya memimpin tim Accenture Gives Competition 2012 untuk mewakili GYC dan Universitas
Indonesia. Yang paling istimewanya adalah saya bersama Dewi Ratna Diana Amelia (Manajemen 2010), Wahyu Andhika Gayatri (Sastra Cina 2010), Putri Mandara (Satra Inggris 2009) dan Felix Cahyo Kuncorojakti (Teknik Sipil 2009) berhasil
memenangkannya! Tahu apa hadiahnya? Yakni modal implementasi project sebesar 75
juta rupiah! Saat pengumuman, asli, SPEECHLESS.
Lega, tak terjelaskan, akhirnya kami bisa menjadi orang yang bisa memberi lebih
untuk sesama dan (semoga) untuk masa depan bangsa dengan benar-benar
menjalankan social project kami.
Oke, sebelum mengisahkan
perjalanan menuju menangnya lomba, saya ceritakan sedikit project apa yang dibawa oleh GYC. Nah, GYC punya project yang sudah diuji coba sejak
November lalu yaitu Desa Binaan Cilincing, dimana ibu-ibu di sana dibekali
kemampuan membuat kerajinan dari limbah cangkang kerang alih-alih menjadi
pengupas kerang yang notabenenya hanya butuh otot dan uang yang dihasilkan juga
tak banyak.
Maka di Accenture Gives Competition, kami mengajukan proposal project Desa Binaan Cilincing lengkap dengan strategi ekonomis
dan ekologisnya yaitu merangkai kesatuan project
yang terdiri dari 3 program. Program-program itu adalah Bank Sampah, Rumah
Kreasi Laut dan Microinsurance. Harapannya,
ibu-ibu di Cilincing bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka bersama
keluarganya.
Setelah lolos 5 besar di babak final
dengan seleksi one-page proposal,
kami diminta membuat proposal lengkap dan mempresentasikannya kepada. Saat-saat
inilah yang cukup menantang. Deadline proposalnya bersamaan dengan Ujian Tengah
Semester kami. Ditambah dengan kesibukan dan urgensi lain, yasudah maka kami
ekstra multi-tasking mengelarkan
proposal menjelang dan saat hari-hari UTS. Seru.
Kelar mengerjakan proposal tepat
deadline 6 April, kami mempersiapkan presentasi. Sebagian besar dari kami masih
UTS. Terlebih mata kuliah yang diujikan pekan itu adalah yang ‘mengerikan’. Yasudah,
kami menyiapkan motivasi berlipat dan niat menang lebih besar. Masak iya sudah
5 besar, 75 juta di depan mata, lalu mau menyerah? Memang besar harga yang
harus dibayar bila kalah, tapi toh kesempatan menang sudah besar! Begitu pikir
kami. Tidak ada kosakata kalah dalam ‘kamus’ kami.
Pekan terakhir sebelum presentasi
disibukkan dengan menyiapkan properti untuk ditunjukkan kepada juri. Mulai dari
poster, video dokumenter, prototype
produk lengkap dengan packaging
cantiknya, jawaban dari pertanyaan yang mungkin ditanyakan, hingga latihan
presentasi di depan kaca berulang kali. Dilengkapi skrip lengkap untuk
presentasi, kami siap bertarung.
Yasudah, hari yang ditunggu
sekaligus digelisahkan akhirnya tiba, 14 April 2012. Gladi bersih kami
langsungkan selama perjalanan pada hari itu menuju kantor Accenture yang
terletak di Wisma BNI 46 lantai 18. Kami mendapat gilran kedua presentasi.
Penampilan kami berlangsung tanpa gangguan berarti, mampu menjawab pertanyaan
juri, lebih baik daripada latihan kami, tinggal bagaimana pesaing kami dan
keputusan Tuhan.
Hari itu dihabiskan sekalian pengumuman,
kami menunggu hasil dengan bermain dan makan-makan sepuasnya bersama
kawan-kawan dari UI, ITB dan UGM yang juga menjadi finalis. Hingga pada saat
pengumuman sore harinya, kami duduk gemetar, gelisah. Mungkin rasanya seperti
seorang laki-laki yang menunggu jawaban ya atau tidak dari gebetannya ya.
Untunglah, kami juara 1. Syukur,
puji Tuhan, segala puji piji dan puji kepada Tuhan Yang Lebih Besar Dari
Apapun. Kami berpelukan dan menangis terharu, tak mampu mengucap banyak kata.
Untung saja Felix laki-laki. Maksudnya, karena dia laki-laki jadi tidak
seemosional kami-kami para wanita yang terlewat terharu. Jadi dia memberi
kata-kata sambutan kepada hadirin pada saat itu. Saya sendiri, baru sempat
mengucap terimakasih dan mengaku terkejut, sudah tak bisa berkata lagi. Semua
yang ada di ruangan itu tertawa geli.
Pokoknya pengalaman hari itu
adalah salah satu kejadian besar selama 19 tahun 7 bulan dan 5 hari hidup saya.
Bukan uang 75 jutanya, tapi besarnya kontribusi yang bisa diberikan dengan
hadiah tersebut. Bukan label juara 1, tapi bagaimana kepercayaan yang diberikan
GYC berhasil dijaga. Bukan status pemenang kami, tapi pembuktian bahwa kami
memang bisa!
Terimakasih terbesar kepada
Tuhan, sekali lagi, Yang Lebih Besar Dari Apapun. Terimakasih yang besar kepada
David Immanuel Sihombing yang telah memercayakan kami menjadi perwakilan GYC. Andai
boleh bilang, kami menang terutama karena David yang membimbing dari awal
sampai menjelang presentasi! Terimakasih kepada rekan yang mendukung kami. Terimakasih
pula untuk Agnes Elita Anne, Monica Utari, Kartika Nindya, Sirly Widyaningrum,
Chandra Kartika, Kevin Lineria dan Denia Endriani yang selang sebentar setelah
pengumuman mengucapkan selamat dengan amat hangat kepada kami. Terimakasih pada
Accenture dan project mentor
Accenture kami Ricky Tjok.
Terimakasih telah menyadarkan
kami bahwa kami memang bisa dan memberi kami kesempatan untuk berbuat sesuatu untuk
negara. Semoga Desa Binaan Cilincing menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi kita
semua dan Indonesia. GARUDA (Youth Community) di dadaku!
Depok,
17 April 2012
Ananda Putri Permatasari
Mahasiswa
Teknik Lingkungan UI 2010
Marketing
Communications GARUDA Youth Community
Jurnalis
Pers Suara Mahasiswa UI