#footer-column-divide { clear:both;background: #3B5998;color:#ffcc66; } .footer-column { padding: 10px; }

Minggu, 22 April 2012

Dari GARUDA Youth Community Sampai Kemenangan



Kalau menengok ke hari-hari di tahun 2011 lalu, mungkin salah satu hari beruntung saya adalah tanggal 10 Juli. Bukannya menghitung-hitung, tapi hari itu cukup penting karena saya resmi ikut serta menjadi anggota GARUDA Youth Community, sebuah komunitas lingkungan hidup. Suatu kebiasaan saya adalah mengingat di luar kepala hari-hari berkesan. Siapa sangka hari itu menjadi awal dari sejarah tak terduga dalam hidup saya?
Singkat kisahnya saat itu, saya diundang mengikuti talkshow yang diadakan GYC di bilangan Jakarta Selatan, terjangkau dengan naik bajaj sebentar dari Blok M Plaza. Ternyata, ada ajakan untuk menjadi anggota GYC. Yasudah, saya mau saja dan memilih divisi Marketing Communications.
Kebetulan saya juga punya sedikit cita-cita untuk melestarikan lingkungan. Barangkali GYC bisa membantu saya berkontribusi untuk lingkungan, sampai situ saja pikir saya. Sebenarnya, saya saat itu belum mudeng bedanya anggota dengan pengurus. Setelah saya tahu, anggota itu ya pengurus juga. Butuh komitmen lebih untuk menjadi seorang pengurus. Yasudahlah, dengan senang saya bergabung dengan komunitas keren itu sambil sedikit kuatir keteteran karena kesibukan yang sudah ada cukup padat. Saya mencoba jalani dulu.
Itu sedikit kisah lalu perkenalan saya dengan GYC yang merupakan organisasi buatan David Sihombing, yang ternyata adalah mahasiswa Departemen Teknik Sipil UI 2007. Saya juga mahasiswa departemen yang sama, hanya saja program studi saya Teknik Lingkungan dan angkatan saya 2010. Beberapa hari belakanganGYC menyumbangkan kisah luar biasa pada saya dan keluarga GYC. Bisa dibilang, one of super stories of my life. Lucu, bangga dan bersyukur sangat bila diingat, karena hari ini GYC telah memberikan hal besar untuk hidup saya.
Apa hal besar itu? GYC telah memberikan kesempatan besar kepada saya untuk bisa menjadi orang yang (akhirnya) lebih berguna. Beberapa waktu lalu adalah bagian istimewa dari kesempatan tersebut: GYC memercayakan saya memimpin tim Accenture Gives Competition 2012 untuk mewakili GYC dan Universitas Indonesia. Yang paling istimewanya adalah saya bersama Dewi Ratna Diana Amelia (Manajemen 2010), Wahyu Andhika Gayatri (Sastra Cina 2010), Putri Mandara (Satra Inggris 2009) dan Felix Cahyo Kuncorojakti (Teknik Sipil 2009) berhasil memenangkannya! Tahu apa hadiahnya? Yakni modal implementasi project sebesar 75 juta rupiah! Saat pengumuman, asli, SPEECHLESS. Lega, tak terjelaskan, akhirnya kami bisa menjadi orang yang bisa memberi lebih untuk sesama dan (semoga) untuk masa depan bangsa dengan benar-benar menjalankan social project kami.
Oke, sebelum mengisahkan perjalanan menuju menangnya lomba, saya ceritakan sedikit project apa yang dibawa oleh GYC. Nah, GYC punya project yang sudah diuji coba sejak November lalu yaitu Desa Binaan Cilincing, dimana ibu-ibu di sana dibekali kemampuan membuat kerajinan dari limbah cangkang kerang alih-alih menjadi pengupas kerang yang notabenenya hanya butuh otot dan uang yang dihasilkan juga tak banyak.
Maka di Accenture Gives Competition, kami mengajukan proposal project Desa Binaan Cilincing lengkap dengan strategi ekonomis dan ekologisnya yaitu merangkai kesatuan project yang terdiri dari 3 program. Program-program itu adalah Bank Sampah, Rumah Kreasi Laut dan Microinsurance. Harapannya, ibu-ibu di Cilincing bisa meningkatkan taraf kehidupan mereka bersama keluarganya.
Setelah lolos 5 besar di babak final dengan seleksi one-page proposal, kami diminta membuat proposal lengkap dan mempresentasikannya kepada. Saat-saat inilah yang cukup menantang. Deadline proposalnya bersamaan dengan Ujian Tengah Semester kami. Ditambah dengan kesibukan dan urgensi lain, yasudah maka kami ekstra multi-tasking mengelarkan proposal menjelang dan saat hari-hari UTS. Seru.
Kelar mengerjakan proposal tepat deadline 6 April, kami mempersiapkan presentasi. Sebagian besar dari kami masih UTS. Terlebih mata kuliah yang diujikan pekan itu adalah yang ‘mengerikan’. Yasudah, kami menyiapkan motivasi berlipat dan niat menang lebih besar. Masak iya sudah 5 besar, 75 juta di depan mata, lalu mau menyerah? Memang besar harga yang harus dibayar bila kalah, tapi toh kesempatan menang sudah besar! Begitu pikir kami. Tidak ada kosakata kalah dalam ‘kamus’ kami.
Pekan terakhir sebelum presentasi disibukkan dengan menyiapkan properti untuk ditunjukkan kepada juri. Mulai dari poster, video dokumenter, prototype produk lengkap dengan packaging cantiknya, jawaban dari pertanyaan yang mungkin ditanyakan, hingga latihan presentasi di depan kaca berulang kali. Dilengkapi skrip lengkap untuk presentasi, kami siap bertarung.
Yasudah, hari yang ditunggu sekaligus digelisahkan akhirnya tiba, 14 April 2012. Gladi bersih kami langsungkan selama perjalanan pada hari itu menuju kantor Accenture yang terletak di Wisma BNI 46 lantai 18. Kami mendapat gilran kedua presentasi. Penampilan kami berlangsung tanpa gangguan berarti, mampu menjawab pertanyaan juri, lebih baik daripada latihan kami, tinggal bagaimana pesaing kami dan keputusan Tuhan.
Hari itu dihabiskan sekalian pengumuman, kami menunggu hasil dengan bermain dan makan-makan sepuasnya bersama kawan-kawan dari UI, ITB dan UGM yang juga menjadi finalis. Hingga pada saat pengumuman sore harinya, kami duduk gemetar, gelisah. Mungkin rasanya seperti seorang laki-laki yang menunggu jawaban ya atau tidak dari gebetannya ya.
Untunglah, kami juara 1. Syukur, puji Tuhan, segala puji piji dan puji kepada Tuhan Yang Lebih Besar Dari Apapun. Kami berpelukan dan menangis terharu, tak mampu mengucap banyak kata. Untung saja Felix laki-laki. Maksudnya, karena dia laki-laki jadi tidak seemosional kami-kami para wanita yang terlewat terharu. Jadi dia memberi kata-kata sambutan kepada hadirin pada saat itu. Saya sendiri, baru sempat mengucap terimakasih dan mengaku terkejut, sudah tak bisa berkata lagi. Semua yang ada di ruangan itu tertawa geli.
Pokoknya pengalaman hari itu adalah salah satu kejadian besar selama 19 tahun 7 bulan dan 5 hari hidup saya. Bukan uang 75 jutanya, tapi besarnya kontribusi yang bisa diberikan dengan hadiah tersebut. Bukan label juara 1, tapi bagaimana kepercayaan yang diberikan GYC berhasil dijaga. Bukan status pemenang kami, tapi pembuktian bahwa kami memang bisa!
Terimakasih terbesar kepada Tuhan, sekali lagi, Yang Lebih Besar Dari Apapun. Terimakasih yang besar kepada David Immanuel Sihombing yang telah memercayakan kami menjadi perwakilan GYC. Andai boleh bilang, kami menang terutama karena David yang membimbing dari awal sampai menjelang presentasi! Terimakasih kepada rekan yang mendukung kami. Terimakasih pula untuk Agnes Elita Anne, Monica Utari, Kartika Nindya, Sirly Widyaningrum, Chandra Kartika, Kevin Lineria dan Denia Endriani yang selang sebentar setelah pengumuman mengucapkan selamat dengan amat hangat kepada kami. Terimakasih pada Accenture dan project mentor Accenture kami Ricky Tjok.
Terimakasih telah menyadarkan kami bahwa kami memang bisa dan memberi kami kesempatan untuk berbuat sesuatu untuk negara. Semoga Desa Binaan Cilincing menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi kita semua dan Indonesia. GARUDA (Youth Community) di dadaku!


Depok, 17 April 2012
Ananda Putri Permatasari
Mahasiswa Teknik Lingkungan UI 2010
Marketing Communications GARUDA Youth Community
Jurnalis Pers Suara Mahasiswa UI

0 komentar:

Posting Komentar