Sumber : http://ronymedia.wordpress.com/2010/05/24/apa-uji-sondir-itu/
Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Praktisi HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)
Pak Pengasuh Rubrik Konstruksi. Saya ingin
membangunan ruko berlantai tiga, karena lokasi bangunan saya ini
merupakan tanah rawa-rawa yang cukup dalam, saran kawan-kawan agar saya
melakukan “uji sondir”. Mohon penjelasan apa maksud “uji sondir” itu?
Dan Bagaimana merencanakan pondasi berdasarkan hasil uji sondir
tersebut?. Dari, Yongky Pekanbaru.
Sdr Yongky yang saya hormati. Sondir adalah alat
berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir,
stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah
terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder
diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada
setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif
mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase
atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi
atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan
sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah
dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan kemudian oleh Danish Railways tahun
1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi
tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir
sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: Static Penetration Test atau Quassi Static Penetration Test, Duch Cone Test dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan
yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir
ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan
(stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah
telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung
dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah
perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas
penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan
identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran,
tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc).
Anda dapat melihat hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap
konsistensi tanah, sebagai berikut ini. Untuk tanah yang sangat lunak
nilai qc < 5 kg/cm2, lunak 5-10 kg/cm2, teguh 10-20 kg/cm2, kenyal
20-40 kg/cm2, sangat kenyal 40-80 kg/cm2, keras 80-150 kg/cm2, dan
sangat keras > 150 kg/cm2.
Berdasarkan keterangan Anda, lokasi bangunan berupa tanah
rawa yang cukup dalam, maka jenis pondasi yang dipilih tiada lain
adalah pondasi tiang. Pondasi tiang bisa berupa; tiang-tiang pancang
(spun pile, mini pile, dsb) atau berupa bor pile. Tiang pancang mungkin
sedkit lebih ekonomis dibandingkan dengan bor pile, akan tetapi
pemilihan jenis pondasi ini perlu mempertimbangkan efek getarannya yang
dapat merusak banguan di sekitarnya. Meskipun jenis pondasi bor pile
lebih mahal, namun dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran atau
vibrasi.
Jika Anda ingin merencanakan pondasi tiang pada tanah
rawa yang cukup dalam, sebaiknya tempatkan pada kedalaman yang nilai qc
sama atau lebih 150 kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah
menempatkan tiang-tiang pondasi pada tanah keras, dengan demikian tidak
perlu dikhawatirkan lagi terjadi penurunan (settlement).***
0 komentar:
Posting Komentar