Kemajuan zaman dan teknologi yang sangat pesat saat ini memicu kompleksitas berbagai hal, salah satunya di bidang konstruksi. Rintangan dan batasan yang dihadapi para
Sarjana Teknik Sipil semakin bervariasi seiring dengan berkembangnya pula bermacam kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu kebutuhan akan suatu metode atau sistem yang dapat menggabungkan dan mengorganisasi berbagai batasan seperti cost, time, scope, integration, resource, risk,
procurement, quality, communication, dan stakeholders (PMBOK yang terbaru) untuk mencapai kualitas yang optimal sesuai yang kita inginkan di bidang kontruksi. Ilmu yang mempelajari sistem proyek ini yang telah ada yaitu Project Management.
Ilmu ini merupakan tools yang memungkinkan tim proyek untuk mengorganisasi pekerjaan mereka sesuai constraints yang ada. Cara-cara dan teknik dalam manajemen proyek ini terangkum menjadi suatu sistem proyek yang menjadi standar acuan para pelaku proyek.
Dalam suatu manajemen proyek, terdapat berbagai macam proses yaitu initiating, planning, executing, controlling, dan closing
yang semuanya saling berkaitan sehingga harus dilakukan secara optimal dan menyeluruh agar tercapai kesuksesan dalam proyek. Namun dewasa ini, banyak sekali terjadi kegagalan dalam proyek di Indonesia yang
tentunya menyebabkan kerugian yang cukup besar baik dari segi materi maupun moral. Kasus yang biasa terjadi misalnya kegagalan dalam controlling suatu proyek. Banyak pihak yang berhasil melaksanakan konstruksi, namun beberapa diantaranya mengabaikan maintenance dan post construction sehingga menyebabkan kegagalan bangunan dalam jangka waktu yang pendek misalnya bangunan menjadi retak bahkan runtuh. Hal lain yang sering diabaikan adalah
standar-standar yang terdapat pada PMBOK. Dalam statistik yang didapat, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai tingkat kecelakaan kerja konstruksi paling tinggi di Asia yaitu 20 orang cidera fatal setiap 100.000 tenaga kerja. Selain itu, hal ini juga menimbulkan kerugian rata-rata per tahun sebesar Rp 280 trilliun. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil.
Dengan adanya berbagai kasus tersebut dapat memperburuk pandangan berbagai stakeholders yang berkepentingan di Indonesia akan kualitas konstruksi di Indonesia sehingga akan menurunkan kepercayaan pihak luar tersebut untuk memberikan suatu proyek untuk dikendalikan oleh Sarjana Teknik Sipil dari Indonesia. Akibat lebih jauhnya, kemampuan bersaing pelaku konstruksi di Indonesia akan semakin lemah di masa depan.
Berangkat dari kondisi konstruksi di
Indonesia dan semakin tingginya kebutuhan akan pengetahuan manajemen proyek di zaman ini dan tingkat persaingan SDM dengan pihak asing yang semakin ketat, perlu diadakan pencerdasan kepada generasi masa depan, yaitu para mahasiswa, akan pentingnya manajemen dalam suatu proyek.
0 komentar:
Posting Komentar