Sumber : http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/06/29/ayo-meniru-metode-pengolahan-sampah-ala-jepang/
Kebersihan
mungkin adalah suatu kata yang hampir bosan kita dengar karena sudah
didengungkan ke telinga kita sejak masih kecil hingga usia dewasa.
Kebersihan seakan jadi mimpi tak berwujud bagi sebagian penduduk
Indonesia. Suatu kata yang begitu indah didengar tetapi begitu sulit
diwujudkan. Bahkan kota yang mempunyai jargon “kota bersih” di
embel-embel namanya juga tidak lepas dari sampah berserakan. Bagi
sebagian orang, membuang sampah adalah membuang sampah dalam arti yang
sebenar-benarnya, dibuang begitu saja tanpa peduli lagi dengan dampaknya
ke lingkungan sekitar, yang penting sampah itu jauh darinya.
Persoalan sampah mungkin menjadi masalah
tanpa solusi bagi negara-negara berkembang, namun tidak bagi negara
maju. Contohnya dii Jepang persoalan sampah mendapat perhatian serius
pemerintah dengan menerapkan aturan yang ketat dalam hal pembuangan
sampah. Menurut beberapa sumber, pada era 1960-an kondisi kota Tokyo
tidak jauh beda dengan kondisi kota-kota di Indonesia dengan sampah yang
berserakan. Namun jangan pernah membayangkan hal yang sama terjadi di
era sekarang. Mungkin banyak di antara teman-teman yang pernah ke Jepang
begitu tercengang melihat kebersihan lingkungan di Jepang. Sampah
berserakan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan harian
beberapa sudut kota di Indonesia bukanlah pemandangan yang mudah
dijumpai di Jepang atau boleh dibilang hampir mustahil ditemukan karena
saking bersihnya.
Sebagai bagian dari keseharian anda di
Jepang, memahami tentang aturan membuang sampah adalah hal yang harus
anda lakukan sejak hari pertama anda menginjakkan kaki anda di negera
matahari terbit ini. Tiap-tiap daerah di Jepang mempunyai aturan yang
sedikit berbeda satu sama lain, tergantung Tempat Pengolahan Sampah
terpadu yang tersedia di daerah tersebut. Namun secara umum cara
pemisahan sampah di Jepang dapat dilihat seperti ditunjukkan dalam
gambar berikut.
Jika anda belum mampu membaca tulisan
Jepang, perhatikan saja gambar yang ditampilkan, yang menunjukkan
pengkategorian sampah dilihat dari jenisnya. Masing-masing sampah
tersebut sudah diatur sedemikian rupa kapan jadwal pembuangan sampah
bisa dilakukan dan bagaimana cara membuangnya. Jika kita membuang sampah
tidak pada hari yang ditentukan, petugas sampah tidak akan mengambil
sampah yang kita tempatkan di bak sampah kita dan umumnya diberi
peringatan yang ditulis di bak sampah tersebut kalau kita salah membuang
sampah. Dalam beberapa kasus (tergantung daerahnya) jika pelanggaran
itu dilakukan berulang-ulang akan ada hukuman berupa denda.
Pengetahuan tentang bagaimana
cara membuang sampah dengan cara memisahkan sampah sesuai jenisnya tidak
hanya diperlukan bagi mereka yang tinggal di jepang dalam periode lama
saja. Bagi anda yang melakukan kunjungan singkat ke Jepang untuk
keperluan seminar atau rekreasi misalnya kebiasaan ini juga harus anda
perhatikan. Umumnya di tempat-tempat umum di Jepang tersedia tempat
sampah untuk membuang sampah, yang terdiri dari berbagai macam tempat
sampah berdasarkan jenis sampah yang boleh ditaruh. Ada tempat sampah
untuk sampah yang bisa dibakar, ada tempat sampah untuk sampah yang tida
bisa dibakar, ada tempat sampah untuk botol dan kaleng, dan sebagainya.
Dulu sewaktu tinggal di asrama Kampus,
yang masuk wilayah midoriku Yokohama, mueru gomi (sampah yang bisa
dibakar) hanya boleh dibuang pada hari senin dan Jumat saja. mueranai
gomi (sampah yang tidak bisa dibakar) hanya boleh dibuang setiap hari
rabu. Sampah jenis aluminium hanya bisa dibuang hari selasa minggu ke-2
dan ke-4 saja. dan seterusnya. Untuk lebih detailnya tentang aturan
membuang sampah di area Midoriku Yokohama perhatikan gambar-gambar
berikut yang saya ambil dari buku aturan petunjuk cara membuang sampah
untuk kawasan midoriku yokohama (klik untuk memperbesar tampilan
gambar). Saat pindah ke apartemen di wilayah Tokyo, aturan dan jadwal
pembuangan sampah berbeda, jadi harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh city office.
Semoga metode pengolahan sampah ini bisa dilaksanakan juga di Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar