Kereta Peluru Jakarta-Bandung Beroperasi 2020
JAKARTA, KOMPAS.com — Mimpi Indonesia memiliki kereta cepat seperti Shinkansen di Jepang bakal terwujud. Rencananya, kereta berkecepatan tinggi itu beroperasi mulai tahun 2020 mendatang dengan rute Jakarta-Bandung. Pemerintah Jepang memberikan dana hibah sebesar 15 juta dollar AS untuk studi kelayakan proyek itu.
Studi kelayakan berlangsung selama dua tahap. Tahap pertama mulai 28 Januari 2014 hingga April 2015 untuk membahas perencanaan dasar kereta peuru tersebut. Tahap kedua berlangsung dari April 2015 hingga Desember 2015 guna menggodok detail kalkulasi biaya pembangunannya.
Perkiraan awal, proyek kereta kilat ini akan membutuhkan investasi hingga Rp 56 triliun. Dana tersebut termasuk untuk membangun jalur kereta sepanjang 133 kilometer dan pengadaan kereta cepatnya.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dedy Supriadi Priyatna mengatakan, pemerintah menginginkan agar studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa dipersingkat menjadi 18 bulan. "Agar ground breaking proyek kereta segera terlaksana," katanya seusai menggelar rapat dengan perwakilan Pemerintah Jepang, Selasa (28/1/2014).
Nantinya, pemerintah akan membangun stasiun kereta cepat ini di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, karena memiliki akses yang bagus menuju Stasiun Sudirman dan stasiun MRT yang kini masih dalam pengerjaan. Adapun di Bandung, lokasi stasiun akan terletak di kawasan Gedebage.
Rute kereta cepat ini akan melewati Bekasi, Cikarang, dan Karawang, dengan jarak tempuh 133 km. Dengan kereta berkecepatan hingga 300 km/jam ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung cuma 37 menit. Dengan kereta api biasa, perjalanan butuh waktu sekitar tiga jam.
Nah, guna mempercepat proyek ini, pemerintah juga telah menyiapkan strategi khusus. Pemerintah akan membuat Unit Manajemen Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Unit ini terdiri dari berbagai elemen kementerian dan kelembagaan terkait. Contohnya, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta, dan Pemprov Jawa Barat.
Indonesia Punya KA Super Cepat, 37 Menit Jakarta-Bandung, Tiket Rp200 Ribu/Orang
JAKARTA (Pos Kota) – Indonesia bakal memiliki kereta api super cepat. Saat ini Pemerintah Indonesia sedang melakukan pembahasan proyek kereta cepat shinkanzen Jakarta-Bandung. Rencananya, harga tiket per orangnya kurang dari Rp 200.000.
Saat ini sedang dilaksanakan studi kelayakan mengenai kereta super cepat Shinkanzen tersebut termasuk kajian mengenai harga tiketnya.
Jakarta-Bandung sepanjang 133 kilometer nantinya ditempuh hanya selama 37 menit saja. Begitu halnya Jakarta-Surabaya hanya dia jam saja.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Dedy Supriadi Priyatna mengatakan pemwrintah akan mengusahakan agar harganya tiket dapat lebih rendah dari Rp 200.000. “Kami sedang membicarakan dengan pemerintah Jepang,” ujarnya.
Kereta Shinkanzen nantinya rute yang dilewati dari Jakarta ke Bandung melintas ke Bekasi, Cikarang, Karawang, Bandung dan Gedebage.
Namun jika tarifnya di bawah harga tersebut, kata Dedy, pemerintah harus melakukan subsidi. bisa dalam bentuk subsidi operasional atau subsidi investasi dalam pembangunannya.
Stasiun Shinkansen nantinya atau direncanakan berlokasi di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat karena dianggap memiliki akses yang baik menuju Stasiun Sudirman dan stasiun bawah tanah Mass Rapid Transportation (MRT) yang baru.
Sedangkan di Bandungnya sendiri direncanakan stasiunya berada di kawasan Gedebage.
Pembangunan kereta cepat akan memakan waktu pembangunan 6-7 tahun dan menelan biaya hingga Rp56 triliun.
Diharapkan pada tahun 2020 sudah selesai dan masyarakat Jakarta dan Bandung diharapkan sudah bisa menikmati fasilitas kereta cepat ini.
Saat ini Proyek kereta cepat shinkansen Jakarta-Bandung sudah ke tahap feasibility study atau studi kelayakan oleh pemerintah Jepang, yang menghibahkan dana 15 juta dollar AS untuk studi ini.
Sedangkan pembiayaan kereta ini akan dilaksanakan kerja sama antara pemerintah dan swasta (KPS), dengan porsi pemerintah mendominan.
Proyek ini nantinya menggunakan teknologi yang hemat bahan bakar, namun juga hemat waktu karena kecepatan kereta akan melaju hingga 300 km/jam.
Pembahasan mengenai perencanaan dasar kereta mulai April – Desember 2015 akan membahas detail kalkulasi harga pembangunan.
0 komentar:
Posting Komentar