#footer-column-divide { clear:both;background: #3B5998;color:#ffcc66; } .footer-column { padding: 10px; }

Kamis, 20 Maret 2014

Briket Sabut Kelapa, Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Foto : Pembuatan briket sabut kelapa oleh mahasiswa UNY/UNY
Foto : Pembuatan briket sabut kelapa oleh mahasiswa UNY/UNY

JAKARTA -
 Umumnya, sabut kelapa hanya dibuang begitu saja dan dibiarkan menjadi limbah. Namun, para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) justru memanfaatkanya menjadi bahan bakar alternatif atau briket. Mereka ialah Dewi Purwanti dari program studi (prodi) Kebijakan Pendidikan, Putri Utha C dari prodi Pendidikan Kimia, serta Erba Firstananda dan Desi Analisa Nababan dari prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Menurut Ketua Kelompok Dewi Purwanti, mereka memilih untuk mendaur ulang limbah sabut kelapa karena beberapa alasan. Salah satunya, mereka ingin mengurangi pencemaran lingkungan yang bisa berdampak pada kesehatan masyarakat di sekitar.
“Masyarakat setempat menjadi merasa tidak nyaman dengan adanya tumpukan sabut kelapa tersebut. Oleh karena itu, kami buat sabut kelapa menjadi briket, selain bermanfaat bagi masyarakat juga dapat mengurangi pemakaian gas elpiji untuk memasak,” tutur Dewi, seperti disitat dari situs UNY, Sabtu (1/2/2014).

Putri Utha mengungkap, mereka bekerjasama dengan masyarakat Dukuh Sorogaten II, Karangsewu, Galur, Kulon Progo untuk melakukan pelatihan pembuatan briket limbah sabut kelapa sebagai energi alternatif. Dengan pelatihan tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Kami memilih dukuh Sorogaten karena Sebagian besar masyarakat bermatapencaharian sebagai petani. Diharapkan juga masyarakat dapat memanfaatkan limbah sabut kelapa tersebut untuk kerajinan lain yang bisa menghasilkan manfaat lain,” kata Putri.

Sebagai dukuh yang merupakan penghasil kelapa, beberapa warga masyarakat di sana menjadi penjual kelapa dan lainnya menjadi pengusaha wingko babat yang menghasilkan limbah sabut dan tempurung kelapa. Selama ini limbah tempurung dan sabut kelapa digunakan sebagai pengganti kayu bakar, akan tetapi panas yang ditimbulkan terlalu tinggi sehingga menyebabkan rusaknya peralatan rumah tangga.

Erba Firstananda mengatakan, briket adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap.
“Briket dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon baik organik maupun anorganik. Sabut kelapa dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan briket karena mengandung unsur karbon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar,” ungkap Erba.

Sementara itu, Desi Analisa Nababan berbagi cara pembuatan briket limbah sabut kelapa. Pertama, lanjutnya, siapkan sabut kelapa yang akan dijadikan briket. Kemudian sabut kelapa tresebut dibakar pada tempat pembakaran berupa drum yang diberi lubang sebagai tempat keluarnya asap pembakaran. "Alat dilengkapi dengan pipa pendingin untuk proses kondensasi asap menjadi asap air. Setelah semua bahan terbakar lalu didinginkan selama satu malam, kemudian ditumbuk agar halus dan diayak," urai Desi.

Sementara itu, buat cairan perekat dari larutan tepung kanji yang telah dipanaskan, lalu campurkan arang sabut kelapa dengan lem kanji, dengan perbandingan 600 cc lem perekat dan satu kg arang sabut kelapa. Kemudian cetak adonan sesuai dengan alat cetak atau dengan pipa paralon dan dijemur selama kurang lebih satu hari. Briket pun siap digunakan. (mrg)

Sumber :
http://m.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar