Jalan
Tol Benoa- Ngurah Rai- Nusa Dua sepanjang 10 km pertengahan tahun 2013
ini mungkin sudah dapat dioperasikan sebagai jalan tol pertama di
Indonesia yang dibangun diatas laut, setelah sebelumnya, Jembatan Tol
Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura terlebih dahulu
dioperasikan Juni 2009 lalu. Jalan Tol yang mulai dibangun awal tahun
2012 dan terbentang di atas teluk Benoa, akan menjadi ikon baru Pulau
Bali.
Kegiatan pemancangan tiang sebagai landasan jalan tol yang berada di
atas laut tersebut pada awalnya dilakukan dengan menggunakan tongkang
untuk mengangkut tiang (pile slab) serta derek (crane) terapung untuk
mengangkat dan memasang tiang di dalam laut. Namun pada beberapa titik
tertentu, utamanya Paket 3, Paket 4 dan Paket 1, dimana kedalaman laut
terlalu dangkal dan tidak memungkinkan dilalui oleh tongkang yang
mengangkut berbagai peralatan untuk melaksanakan konstruksi jalan tol.
Hingga akhirnya ditemukan metode pembangunan jalan tol tersebut,
yaitu dengan membangun jalan kerja disepanjang trase jalan tol, yang
terbuat timbunan batu kapur, atau limestone. Sifat batuan sedimen
limestone yang terdiri dari kalsium carbonate atau mineral calcite berasal dari organisme laut, sehingga pembuatan jalan kerja menggunakan batu kapur ini tidak mengganggu habitat dan biota laut.
Direncanakan segera setelah konstruksi selesai, timbunan batu kapur
tersebut akan dikeruk kembali sehingga tidak akan membendung atau
mengganggu arus air laut yang melewati sela-sela tiang pancang jalan tol
tersebut. Hingga Januari 2013, sebanyak 163.000 m3 timbunan batu kapur
telah dipergunakan untuk membangun jalan kerja,dan dirasakan sangat
efektif dan efisein dalam mempercepat proses pembangunan jalan tol
tersebut.
Metode pembangunan jalan tol dengan membangun jalan kerja dengan
timbunan limestone ini sempat menimbulkan isu lingkungan, namun
penegasan bahwa sifat batuan yang bersahabat dengan biota laut, serta
adanya pengerukan kembali batuan kapur setelah pembangunan jalan tol
selesai, telah menjelaskan kepada pemangku kepentingan bahwa pembangunan
jalan tol ini dilaksanakan secara ramah lingkungan dan tidak mengganggu
habitat awal.
Metode kerja tersebut juga menegaskan kembali bahwa seluruh
pembangunan jalan tol yang dikerjakan oleh Jasa Marga maupun anak
perusahaan selalu berorientasi kepada lingkungan sosial, ekonomi, maupun
pelestarian lingkungan hidup.
Sumber: jasamarga.com
0 komentar:
Posting Komentar