#footer-column-divide { clear:both;background: #3B5998;color:#ffcc66; } .footer-column { padding: 10px; }

Senin, 22 Agustus 2011

Menteri Hatta Minta Kompromi Soal Rel Kereta Batubara

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/08/08/brk,20110808-350524,id.html


Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa meminta adanya kompromi dari pemerintah daerah Kalimantan Tengah dalam pelaksanaan pembangunan proyek rel kereta api batu bara. Proyek rel kereta batu bara yang menghubungkan Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur sepanjang 135 kilometer itu dinilai penting untuk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia.


"Kami mendengar juga (penolakan) dari pemerintah daerah. Tapi jangan sampai pembangunan kita tersandera (ego daerah)," kata Hatta di Bandung, Jawa Barat, Ahad 7 Agustus 2011. Karena itu, perlu ada jalan tengah terbaik yang disepakati semua pihak agar proyek dalam rencana induk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut segera terwujud.

Kompromi itu harus dilakukan. Sebab, kata Hatta, rel kereta serupa yang direncanakan pemerintah daerah Kalimantan Tengah tak kunjung terwujud hingga sekarang. Proyek yang dimaksud adalah rel kereta api batu bara yang menghubungkan Kabupaten Murung Raya dengan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, sepanjang 186 kilometer.

"Sudah terlalu lama katanya mau dibangun, kok, belum juga," kata Hatta. Menurut dia, rancangan yang diinginkan pemerintah pusat lebih layak direalisasi dibanding rancangan pemerintah daerah. Desain Kalimantan Tengah tidak ada yang berminat karena terlalu panjang ke bawah (186 kilometer) dan investasi yang dibutuhkan juga terlalu besar.

Hatta memastikan pemerintah akan mengkaji lagi soal jalur kereta yang mungkin akan melewati kawasan hutan lindung. "Prinsipnya, kami tidak akan melanggar hal yang dilarang," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang menolak rencana pembangunan rel kereta api oleh investor asal Rusia. Proyek senilai US$ 2,5 miliar itu akan menghubungkan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Teras mengancam akan mengundurkan diri dari jabatan gubernur jika pusat ngotot. Ia beralasan wilayah di sepanjang rel kereta api yang direncanakan dibangun di Kabupaten Murung Raya yang berbatasan dengan Kalimantan Timur itu merupakan kawasan hutan lindung dan daerah tangkapan air bagi Sungai Barito.

Selain itu, kata Teras, empat gubernur di Kalimantan telah bersepakat masing-masing provinsi akan membangun sendiri wilayah mereka, termasuk pembuatan rel kereta api. Teras membantah tudingan rencana pembangunan rel kereta sepanjang 186 kilometer terhenti. "Pemenang lelang akan diumumkan 12 September 2011 ini," ujarnya.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah Sabran Ahmad menilai rencana pemerintah pusat dalam jangka panjang merugikan rakyat Kalimantan Tengah dari sisi ekonomi ataupun sosial budaya. Menurut dia, rakyat Kalimantan Tengah sebagai pemilik batu bara akan kehilangan kesempatan memanfaatkan kekayaan alam karena batu bara langsung diangkut melalui Kalimantan Timur.

Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Kementerian Perekonomian Rizal Affandi mengatakan pemerintah akan kembali melakukan uji kelayakan sebelum membangun jalur rel kereta api di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur tersebut. Dikatakannya, proyek itu masih dalam tahap penjajakan investor.

Pemerintah, Rizal melanjutkan, akan memperhatikan aspek lingkungan, terutama persoalan terkait dengan perlindungan ruang terbuka hijau. Ia menilai pembangunan jalur rel kereta di Kalimantan bukanlah harga mati. Namun jalur kereta merupakan infrastruktur yang cocok dan bernilai strategis untuk wilayah Kalimantan. "Nantinya tidak hanya untuk angkut batu bara, bisa angkut penumpang juga," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar